ISLAMIC
CENTRE JAWA BARAT
“Berkhidmat
Untuk Ummat”
Sekilas tentang PUSDAI Jawa Barat
A. Sejarah
Pusdai
Pusat Dakwah Islam
(Pusdai) Jawa Barat (Jabar) merupakan Islamic Center kebanggan warga Jabar.
Masjid megah dua lantai berkapasitas 6.000 jamaah itu berdiri di atas lahan
seluas 4,5 hektare dan berada di jantung kota, yakni Jalan Diponegoro 63,
Bandung.
Lokasinya sangat
strategis, jaraknya dengan Gedung Sate hanya sekira satu kilometer sejajar
dengan Gedung Geologi.
Kompleks Pusdai
memiliki arsitektur modern yang memadu corak alami dan etnis. Pusdai juga
dikelilingi ratusan pohon berbagai jenis yang membuat suasana kompleks teduh.
Bagian dalam masjid
memiliki kubah atau atap dari kayu, begitu juga ornamen atau relifnya yang
dipadu dengan batu marmer.
Terdapat pula
beberapa hiasan motif etnis dan Arab dalam bentuk kaligrafi memenuhi interior
masjid, sehingga kesan alami dan sejuk begitu terasa saat berada di dalam
masjid.
Selain masjid, di
kawasan Islamic Center juga terdapat bangunan lain dengan fungsi masing-masing.
Di antaranya ruang seminar Cendikia C berkapasitas 100 dan, Ruang Cendikia D
berkapasitas 40 orang, Gedung Sebaguna Bale Asri berkapasitas 2.000 orang yang
biasa digunakan untuk pameran dan pertemuan lain. Ada juga ruang pameran Mushaf
Sundawi, ruang perkantoran, galeri, multimedia, dan lembaga bahasa.
Pusdai juga memiliki
perpustakaan yang menampung 4.000 judul buku, kebanyakan buku agama.
Perpustakaan itu terbuka bagi masyarakat umum.
Pengelola Unit Publikasi
Perpustakaan Galeri Pusdai Jabar, Taufiq Rahman, mengatakan, Pusdai bisa
dikatakan sebagai bukti antusiasme masyarakat Jabar terhadap dawah Islam.
Pembangunan Pusdai
dipicu semangat menyambut awal abad ke-15 Hijriah yang jatuh antara 1977-1978.
Waktu itu, dawah dan gerakan Islam di berbagai tempat di tingkat lokal dan
global begitu menggeliat.
“Sejarah Pusdai
dimulai 1977-1978, mungkin tidak berdiri kalau tidak ada tahun itu,” kata bpk
Taufiq,”
Taufiq mengatakan,
umat Islam pada 1977-1978 tengah menyambut awal abad 15 Hijriah. Mereka yakin,
abad 15 Hijriah merupakan kebangkita Islam. Waktu itu di Jabar mulai marak
perempuan berjilbab, masjid kampus mulai bangkit, pengajian yang tadinya kurang
menjadi marak di berbagai tempat. Sementara di tingkat global, Revolusi Iran
tengah berlangsung.
Lanjut dia, berbagai
tokoh keagamaan Jabar berkumpul dan menggagas pembangunan Islamic Center. Ide
itu kemudian diusulkan kepada Gubernur Jabar, Aang Kunaefi (1975-1985), dan
direspons positif.
Berkembangnya gagasan
akan kebutuhan Islamic Center itu cukup lama, yakni lima tahun. Baru pada 1982
turun SK Gubernur tentang pembangunan Islamic Center.
Setelah itu, proses
panjang pembangunan Islamic Center terjadi di perencanaan dan pembebasan lahan
yang memakan waktu hingga 10 tahun, selesai pada 1992.
Pada 1992 hingga 1997
dilakukan pembangunan fisik. Waktu itu era Gubernur Jabar, Yogi SM. Pembangunan
fisik selesai pada 1997. Kemudian pada 2 Desember Gubernur Jabar berikutnya,
Nuriana, meresmikan Islamic Center dengan nama Pusdai Jabar.
“Jadi pembangunan
Pusdai Jawa barat ini dilakukan tiga gubernur, Aang Kunaefi, Yogi SM, dan
Nuriana. Ini karena pembangunan menggunakan APBD, meski ada beberapa dari
donatur,” terang pria jebolan arsitektur ITB itu.
Dia mengakui, tidak
mudah mewujudkan gagasan jadi kenyataan. Pembangunan Pusdai Jabar sebagai pusat
studi dawah Islam pertama di Jabar membutuhkan proses yang panjang. Lebih tidak
mudah lagi mewujudkan visi dan misi Pusdai.
B. Program
dan Kegiatan PUSDAI antara Lain :
1. Ta’lim,
yang meliputi :
a) Bimbel Agama, Quran dan Bahasa (AQSA)
Bimbel Agama, Quran dan Bahasa (AQSA) diselenggarakan
dalam rangka membekali umat dengan kemampuan-kemampuan dasar sebagai seorang
muslim diantaranya adalah dapat membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah bacaan
(Tajwid), praktek ibadah dengan benar dan memiliki wawasan agama. Secara Umum
program AQSA ini dibagi tiga Program, dimana peserta dapat memilih sesuai
dengan kebutuhannya, program tersebut antara lain :
1) Baca Tulis Al-Quran, yang terdiri dari :
Ø
Al-Barqy,
yakni tingkat pemula dengan sistem delapan jam bisa baca.
Ø
Tahsin,
yakni kemampuan baca Al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Ø
Qiraat,
yakni pendalaman gaya dan ragam intonasi bacaan Al-Quran untuk Qori.
Ø
Tahfiz,
yakni pembelajaran metode, teknik dan hapalan Al-Quran
2) Bimbingan
Belajar Agama
Dalam program ini kita akan belajar tentang
dasar-dasar islam, praktek ibadah, super genius Al-Quran, Ilmu waris, dan
lain-lain. Pembelajaran ini diadakan dalam bentuk pesantren kilat
atau kelas insentif.
3)
Bimbel Bahasa
Pandai
berbahasa arab dan inggris menjadi nilai plus tersendiri bagi seorang muslim
terutama untuk kebutuhan memahami agama dari komunikasi sosial. Unit taklim
Islamic centre telah menyiapkan program bahsa sebagai berikut :
v Quantum
Arabic
Tingkat dasar untuk memahami al-quran,
hadits dan do’a-do’a harian.
v Bahasa
Arab Haji
Pembekalan bahasa untuk jamaah haji dan
umroh.
v Muhadatsah
Percakapan umum bagi kalangan
fropesional, TKI, jurnalistik dan sebagainya.
v General
English
Pembelajaran tata bahsa untuk para
pelajar dan mahasiswa.
v Business
English
Presentasi, contacting, company profile,
dan lain-lain.
v Conversation
class
Belajar percakapan tematik dan kebutuhan
ungkapan bahsa.
b)
Pendidikan anak, yang meliputi :
TK & PAUD
RA & TKQ
TKA & IQTKA
Setiap
jenjang/kelas diatas memiliki induk masing-masing, seperti halnya TK & PAUD
itu bernaung dibawah Diknas, adapun RA & TKQ dibawah naungan Depag, dan
lain-lain lagi.
2. Diklat
dan kajian
Program ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman umat tentang ilmu-ilmu islam sekaligus memberikan bimbingan bagai
mana mengamalkannya dalam kehidupan sosial. Program-program tersebut
diantaranya :
a. Program kajian ilmu dan keislaman
Ø Studi
ilmu-ilmu islam (pengajian hari senin-jumat)
Ø Studi
intensif dan ulumul quran
Ø Studi
intensif zakat dan ekonomi islam
b.
Diklat managemen masjid dan kader DKM
Ø Pengurusan
jenazah
Ø Ilmu
faraid/waris
Ø Hisab-Rikyat
c.
Workshop
Ø Zakat
dan wakaf
Ø Ekonomi
islam
Ø Dakwah
multimedia
d.
Motivasi dan training
Ø Brain
cell activation (BCA)
Ø Emotional
freedom training
Ø Mind
booster Indonesia (MBI)
3. Klinik
konsultasi dan bina rohani
Dalam rangka mengembangkan misi sebagai
fasilitator dan agen perubahan sosial, Islamic centre jawa barat juga
memberikan pelayanan konsultasi serta bimbingan kerohanian seperti :
Ø Konsultasi
agama (fikih, ibadah, syariah dan waris)
Ø Pendidikan
keluarga sakinah
Ø Bimbingan
pernikahan
Ø Konsultasi
anak
Ø Konsultasi
dan bina muallaf
Ø Pelayanan
talqin & jenazah
Ø Pembinaan
akidah-akhlaq
4. Syi’ar
masjid
Optimalisasi fungsi dan peran masjid
sebagai tempat untuk membentuk genarasi islam harus diwujudkan dalam karya
nyata. Beberapa kegiatan Islamic centre
jawa barat ini yang menunjang pada upaya tersebut diantaranya adalah :
a.
Penyelenggaraan sholat berjamaah lima waktu
b.
Penyelenggaraan solat jum’at
c.
Malam bina iman dan taqwa (setiap awal bulan)
d.
Tausiyah dzuhur (senin-kamis)
e.
Majelis taklim pusdai (setiap hari kamis)
f.
Majelis dzikir (setiap akhir bulan)
g. Kuliah duha (setiap hari minggu)
h. Perayaan hari besar islam (PHBI)
Pusat
Studi Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat merupakan Islamic
Center di Kota Bandung. Lokasinya yang strategis sehingga
membuat Pusdai ini banyak dikunjungi orang dari berbagai kawasan di Kota
Kembang maupun orang-orang yang sedang berkunjung ke Bandung. Keramaian
biasanya terjadi bertepatan dengan hari besar keagamaan maupun ketika bulan
suci Ramadhan datang.
Dalam
kawasan Islamic Center terdapat beberapa
bangunan yang menarik dan layak untuk disinggahi karena memiliki keistimewaan
dan manfaatnya tersendiri. Salah satu yang menjadi daya tarik utamanya ialah
sebuah bangunan mesjid yang megah dan mewah yang terdiri dari dua lantai dengan
menaranya tinggi menjulang. Mesjid ini dinamakan Mesjid Pusdai yang merupakan
mesjid terpopuler setelah Mesjid Raya Bandung yang berada di Alun-Alun Bandung.
Apa yang menjadi keunikan dan daya tarik mesjid Pusdai? Mesjid ini memiliki keunikan dan keistimewaan terutama di bagian kubah atau atap mesjid yang terbuat dari kayu. Sebagian besar ornamen yang ada di mesjid inipun terbuat dari kayu sehingga kesan alami begitu kuat. Batu marmer juga ikut mendominasi bangunan mesjid yang terdapat pula beberapa hiasan motif etnis dalam kaligrafinya.
Bangunan Lain
Selain mesjid megah nan mewah yang sanggup menampung sampai 4000 jamaah ini, di kawasan ini ada bangunan lainnya yakni ruang seminar yang terdiri dari dua bentuk, besar dan kecil. Ada juga Bale Asri yang biasanya digunakan untuk menggelar pameran, pertemuan ataupun hal lainnya karena Bale Asri semacam gedung serbagunanya di lokasi ini.
Lokasi Pusdai
Luas
Pusdai mencapai 4,5 hektar dan berada di Jalan Diponegoro No 63, Bandung,
Jawa Barat.
Lokasinya hanya berjarak sekitar 1 km saja dari Gedung Sate yang selalu ramai
dikunjungi warga terutama pada hari Minggu dan libur lainnya.
Posted on
July 3, 2008 by infopusdai
PUSAT Dakwah Islam Jawa Barat (Pusdai Jabar) secara fisik adalah bangunan
masjid –Masjid Pusdai Jabar. Namun sebagai lembaga, Pusdai adalah lembaga
dakwah atas fasilitas Pemprov Jabar untuk menjadi sentral pemrograman,
pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat. Lembaga ini
–bersama Masjid At-Ta’wun Puncak Bogor– berada di bawah kendali Yayasan Darma
Bakti, sebuah yayasan yang berada di bawah naungan Pemprov Jabar.
Dalam
struktur organisasi, Pusdai yang dulunya bernama Islamic Centre Jawa Barat ini
dipimpin oleh seorang Direktur (kini dijabat oleh Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag)
yang membawahkan empat bidang: Bidang Kajian Informasi dan Kemasyarakatan
(KIK), Bidang Administrasi dan Keuangan (Adkeu), Bidang Pelayanan Ibadah dan
Haji (PIH), serta Bidang Pendidikan dan Dakwah (Dikda).
Masjid
Pusdai adalah bangunan utama di Kompleks Pusdai. Di sekeliling masjid terdapat
berbagai ruang –termasuk ruang seminar, perpustakaan, dan sebagainya– sebagai
kantor pengurus dan aktivis Pusdai.
Kompleks
Pusdai berada di Jln. Diponegoro 63 Bandung, tak jauh dari Gedung Sate dan
Lapaangan Gasibu Bandung, dan Kompleks Pusdai bersebelahan dengan Gedung RRI
Bandung.
Gagasan
pendirian Pusdai tercetus tahun 1978. Keputusan pembangunannya sendiri baru disetujui pada
era 80-an. Rumitnya faktor pembebasan tanah seluas 4,5 Ha membuat pembangunan
Pusdai baru bisa dimulai sekitar tahun 1992. Setelah sempat terhenti beberapa
kali, akhirnya pembangunan PUSDAI Jabar rampung pada tahun 1997.
Salah satu
sarana unik yang ada di sini adalah galeri Al-Qur’an Mushaf Sundawi yang berada
di bagian timur bangunan. Al Qur’an ini dibuat dengan tulisan yang diperkaya
dengan motif-motif Islami khas Sunda, seperti misalnya motif batik Sunda dan
motif tanaman-tanaman khas Jawa Barat.
Selain
menyelenggarakan berbagai aktivitas ibadah sejumlah kegiatan lainnya rutin
diselenggarakan oleh Pusdai, di antaranya adalah kuliah dhuha tiap hari Ahad di
ruang seminar (09.00-10.30 WIB), kursus berbagai bahasa asing, kajian tafsir,
diskusi keislaman, dan seminar, dan sebagainya .
Sejumlah
rute angkutan kota maupun bis kota melewati Kompleks Pusdai, di antaranya:
Angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra, Riung Bandung-Dago, Cicaheum-Ciroyom,
Cicaheum-Ledeng, ST Hall-Sadang Serang, Caringin-Dago, Gedebage-Awiligar, dan
bis kota jurusan Dipatiukur-Jatinangor.
ABOUT PUSDAI
Pusdai secara fisik adalah bangunan masjid –Masjid Pusdai Jabar. Namun sebagai lembaga, Pusdai adalah lembaga dakwah atas fasilitas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat. Lembaga ini -–bersama Masjid At-Ta’wun Puncak Bogor dan Gedung Bale Asri-– berada di bawah kendali Yayasan Darma Asri (d/h Yayasan Dharma Bhakti), sebuah yayasan yang berada di bawah naungan Pemprov Jabar.Dalam struktur organisasi, Pusdai dipimpin oleh seorang Direktur (kini dijabat oleh Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag) yang membawahkan empat bidang: Bidang Kajian Informasi dan Kemasyarakatan (KIK), Bidang Administrasi dan Keuangan (Adkeu), Bidang Pelayanan Ibadah dan Haji (PIH), serta Bidang Pendidikan dan Dakwah (Dikda).
Masjid Pusdai adalah bangunan utama di Kompleks Pusdai. Di sekeliling masjid terdapat berbagai ruang –termasuk ruang seminar, perpustakaan, dan sebagainya– sebagai kantor pengurus dan aktivis Pusdai.
Kompleks Pusdai berada di Jln. Diponegoro 63 Bandung, tak jauh dari Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu Bandung, dan Kompleks Pusdai bersebelahan dengan Gedung RRI Bandung.
Gagasan pendirian Pusdai tercetus tahun 1978. Keputusan pembangunannya sendiri baru disetujui pada era 80-an. Rumitnya faktor pembebasan tanah seluas 4,5 Ha membuat pembangunan Pusdai baru bisa dimulai sekitar tahun 1992. Setelah sempat terhenti beberapa kali, akhirnya pembangunan PUSDAI Jabar rampung pada tahun 1997.
Salah satu sarana unik yang ada di sini adalah galeri AI Qur’an Mushaf Sundawi yang berada di bagian timur bangunan. Al Qur’an ini dibuat dengan tulisan yang diperkaya dengan motif-motif Islami khas Sunda, seperti misalnya motif batik Sunda dan motif tanaman-tanaman khas Jawa Barat.
Selain menyelenggarakan berbagai aktivitas ibadah sejumlah kegiatan lainnya rutin diselenggarakan oleh Pusdai, di antaranya adalah kuliah dhuha tiap hari Ahad di ruang seminar (09.00-10.30 WIB), kursus berbagai bahasa asing, kajian tafsir, diskusi keislaman, dan seminar, dan sebagainya .
Sejumlah rute angkutan kota maupun bis kota melewati Kompleks Pusdai, di antaranya: Angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra, Riung Bandung-Dago, Cicaheum-Ciroyom, Cicaheum-Ledeng, ST Hall-Sadang Serang, Caringin-Dago, Gedebage-Awiligar, dan bis kota jurusan Dipatiukur-Jatinangor.*
Geliat Kebangkitan Islam Abad XV Hijriah Berbuah Pusdai
Jum'at, 3 Agustus 2012 - 09:38 wib wib
Iman Herdiana - Okezone
Pusdai Jawa Barat (Foto: Okezone/Iman Herdiana)
BANDUNG - Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat (Jabar) merupakan Islamic Center kebanggan warga Jabar. Masjid megah dua lantai berkapasitas 6.000 jamaah itu berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektare dan berada di jantung kota, yakni Jalan Diponegoro 63, Bandung.Lokasinya sangat strategis, jaraknya dengan Gedung Sate hanya sekira satu kilometer sejajar dengan Gedung Geologi.
Kompleks Pusdai memiliki arsitektur modern yang memadu corak alami dan etnis. Pusdai juga dikelilingi ratusan pohon berbagai jenis yang membuat suasana kompleks teduh.
Bagian dalam masjid memiliki kubah atau atap dari kayu, begitu juga ornamen atau relifnya yang dipadu dengan batu marmer.
Terdapat pula beberapa hiasan motif etnis dan Arab dalam bentuk kaligrafi memenuhi interior masjid, sehingga kesan alami dan sejuk begitu terasa saat berada di dalam masjid.
Selain masjid, di kawasan Islamic Center juga terdapat bangunan lain dengan fungsi masing-masing. Di antaranya ruang seminar Cendikia C berkapasitas 100 dan, Ruang Cendikia D berkapasitas 40 orang, Gedung Sebaguna Bale Asri berkapasitas 2.000 orang yang biasa digunakan untuk pameran dan pertemuan lain. Ada juga ruang pameran Mushaf Sundawi, ruang perkantoran, galeri, multimedia, dan lembaga bahasa.
Pusdai juga memiliki perpustakaan yang menampung 4.000 judul buku, kebanyakan buku agama. Perpustakaan itu terbuka bagi masyarakat umum.
Pengelola Unit Publikasi Perpustakaan Galeri Pusdai Jabar, Taufiq Rahman, mengatakan, Pusdai bisa dikatakan sebagai bukti antusiasme masyarakat Jabar terhadap dawah Islam.
Pembangunan Pusdai dipicu semangat menyambut awal abad ke-15 Hijriah yang jatuh antara 1977-1978. Waktu itu, dawah dan gerakan Islam di berbagai tempat di tingkat lokal dan global begitu menggeliat.
“Sejarah Pusdai dimulai 1977-1978, mungkin tidak berdiri kalau tidak ada tahun itu,” kata Taufiq, kepada Okezone.
Taufiq mengatakan, umat Islam pada 1977-1978 tengah menyambut awal abad 15 Hijriah. Mereka yakin, abad 15 Hijriah merupakan kebangkita Islam. Waktu itu di Jabar mulai marak perempuan berjilbab, masjid kampus mulai bangkit, pengajian yang tadinya kurang menjadi marak di berbagai tempat. Sementara di tingkat global, Revolusi Iran tengah berlangsung.
Lanjut dia, berbagai tokoh keagamaan Jabar berkumpul dan menggagas pembangunan Islamic Center. Ide itu kemudian diusulkan kepada Gubernur Jabar, Aang Kunaefi (1975-1985), dan direspons positif.
Berkembangnya gagasan akan kebutuhan Islamic Center itu cukup lama, yakni lima tahun. Baru pada 1982 turun SK Gubernur tentang pembangunan Islamic Center.
Setelah itu, proses panjang pembangunan Islamic Center terjadi di perencanaan dan pembebasan lahan yang memakan waktu hingga 10 tahun, selesai pada 1992.
Pada 1992 hingga 1997 dilakukan pembangunan fisik. Waktu itu era Gubernur Jabar, Yogi SM. Pembangunan fisik selesai pada 1997. Kemudian pada 2 Desember Gubernur Jabar berikutnya, Nuriana, meresmikan Islamic Center dengan nama Pusdai Jabar.
“Jadi pembangunan Pusdai Jabar ini dilakukan tiga gubernur, Aang Kunaefi, Yogi SM, dan Nuriana. Ini karena pembangunan menggunakan APBD, meski ada beberapa dari donatur,” terang pria jebolan arsitektur ITB itu.
Dia mengakui, tidak mudah mewujudkan gagasan jadi kenyataan. Pembangunan Pusdai Jabar sebagai pusat studi dawah Islam pertama di Jabar membutuhkan proses yang panjang. Lebih tidak mudah lagi mewujudkan visi dan misi Pusdai.
Sementara pengelola gedung yang juga Ketua Panitia Semarak Ramadan, Indra Nugraha, menambahkan, visi dan misi Pusdai Jabar ialah membangun kesejahteraan sosial dan ketakwaan masyarakat dengan dakwah Islam.
Assalamuaaikum
BalasHapusmaaf bp/ibu/kaka ini dengan lala mau tanya, apa bnar Brain cell activation (BCA) ini berada di lokasi pusdai ?