Kamis, 28 November 2013

PERSIS Pakenjeng



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Kondisi Objektif Pimpinan Cabang Persatuan Islam 94 Pakenjeng-Garut
1.      Sejarah Berdirinya Pimpinan Cabang PERSIS 94 Pakenjeng-Garut
Sejak permulaan masuknya Persatuan Islam ke Kecamatan Pakenjeng kususnya Desa Depok, masyarakat Pakenjeng pada saat itu belum mengenal adanya sebuah organisasi yang bernama persatuan islam (PERSIS), Karena pada saat itu organisasi yang mereka kenal adalah Nahdatul Ulama (NU). Salah satu warga desa Depok tersebut bernama Ustadz H.Aep Zaenudin, S.Ag atau yang lebih dikenal Ustadz Abah. Beliau memiliki latar belakang keluarga Nahdatul Ulama, bahkan ayah beliau adalah bendahara Nahdatul Ulama se-Kecamatan Pakenjeng. Namun pada tahun 1974, Ustadz Abah yang telah lama menelaah ilmu agama juga mulai mengenal adanya sunnah, karena Ustadz Abaih ini sering bergabung dengan kajian-kajian ilmu seperti yang diselenggarakan di Muhammadiyah dan organisasi-organisasi lain. Kemudian  pada saat itu juga, Ustadz Abah mengenalkan Sunnah kepada keluarga dan masyarakat sekitar, serta menemukan Persatuan Islam (PERSIS) sebagai organisasi yang selalu mengamalkan sunnah (wawancara dengan Ustad Suherman sebagai Ketua Cabang, 08:05:2013).
Namun, ternyata perjalanan dakwah Abah tidak mudah, apalagi untuk menghapus kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang senang melakukan bid’ah dan takhayul seperti mempersembahkan kepala kerbau ke sungai sebagai sesajen, memelihara jimat, berguru ilmu hitam, dan lain-lain. Sehingga beliau mendapat kecaman dari berbagai pihak. bahkan jika beliau hendak melakukan dakwah sebagian warga desa menyiapkan jebakan dijalan agar Abah batal pergi, seperti membentangkan hinis (kulit bambu yang tipissehingga tajam), bahkan pada tahun 1987 ketika beliau menancapkan plang PERSIS dengan tujuan akan membangun sekolah PERSIS, beliau langsung dilaporkan ke dewan pemerintah setempat, dan diminta untuk membatalkan pembangunan sekolah. alasan pembatalan sekolah tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang tidak senang terhadap PERSIS dan organisasi-organisasi politik tertentu yang tidak menghendaki kehadiran PERSIS. Kemudian Ustadz. Abah pun memenuhi panggilan  dan setelah pembicaraan panjang akhirnya tak ada yang menggugat pembangunan sekolah tersebut untuk tingkat Tsanawiyah dan ahirnya diresmikan (wawancara dengan Ustad Suherman sebagai Ketua Cabang, 08:05:2013).
Kemudian pada tahun 1988 baru dibentuklah Cabang Persatuan Islam Pakenjeng dengan pengurus periode pertama antara lain :  ketua H.Aep Zaenudin, Wakil ketua Ustadz Embin sekretaris Ustadz Suherman dan bendahara Ustadz Kosim. Pengurus periode kedua : ketua Ustadz Aep, Wakil ketua Dr Purwandi sekretaris Ustadz Suherman dan bendahara Ustadz Kosim. pengurus periode ketiga : ketua H.Aep wakil ketua Ustadz Maman Sumpena, sekretaris Ustadz Suherman bendahara Ustadz Entang. Pengurus periode keempat : ketua Ustadz Maman Sumpena, Wakil ketua Ustadz Suherman sekretaris Ustadz Rohidin dan bendahara Ustadz Entang. pengurus periode kelima : ketua Ustadz Suherman, wakil ketua Ustadz Ujang sudrajat, sekretaris Ustadz Abidin dan bendahara Ustadz Abon Harsa (wawancara dengan Ustad Suherman sebagai Ketua Cabang, 14:05:2013) .
Pada tahun 2013, Cabang Persatuan Islam Pakenjeng telah berhasil mengembangkan dakwah melalui pendidikan formal dan non formal. Adapun yang formal Cabang PERSIS Pakenjeng telah mendirikan satu Pendidikan Anak Usia Dini, Raudatul Athfal, lima Madrasah Ibhtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (Mu’alimin) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAIPI). Sedangkan pendidikan non formal terdiri dari ekstra kulikuler, pembinaan-pembinaan, pengajian rutin, pelatiah-pelatiah dan sebagainya.

2.   Visi Misi PC PERSIS 94 Pakenjeng-Garut
Program jihad persatuan islam adalah garis besar perjuangan Jam’iyah yang merupakan refleksi oprasional dari Qanun Asasi dan Qanun Dahili Persis serta akomodasi aspirasi dan upaya aktualisasi kepentingan jam’iyah Persis yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia serta masyarakat internasional yang berbentuk program-program umum yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang. Karena Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran faham Alquran dan sunah. Hal ini dilakukan melalui berbagai aktivitas, di antaranya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus, pendirian sekolah-sekolah (pesantren), serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya (PP Persis, 2005:126).
 Perkembangan selanjutnya, aktivitas Cabang Persis Pakenjeng meluas ke aspek-aspek lain. Orientasinya dikembangkan dalam berbagai bidang yang menjadi kebutuhan umat. Mulai dari bidang pendidikan (tingkat dasar hingga pendidikan tinggi), dakwah, bimbingan haji, zakat, sosial, ekonomi, perwakafan, dan lainnya. Adapun Visi dan Misi Cabang Persis 94 Pakenjeng Kabupaten Garut adalah sebagai berikut :

a.       Visi Jam’iyah Persatuan Islam (PERSIS) Pakenjeng Kabupaten Garut adalah : Terwujudnya Al-Jamaah yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Aa-Sunnah.

b.      Misi Jam’iyah Persatuan Islam (PERSIS) Pakenjeng Kab.Garut adalah :
1)      Mengembalikan umat kepada al-Qur’an dan as-sunnah
2)      Menghidupkan ruhul jihad dan tajdid
3)      Mewujudkan mujahid, mujtahid dan muwahid
4)      Meningkatkan kesejahtraan umat.


c.       Tujuannya adalah terlaksananya syariat Islam berlandaskan Alquran dan Sunah secara kâffat dalam segala aspek kehidupan

Untuk memperkuat visi dan misinya, maka dibentuklah sejumlah badan otonom atau bidang-bidang. Seperti otonom ibu-ibu jamaah Persatuan Islam atau yang disebut dengan Persatuan Islam Istri (Persistri), otonom Pemuda Persatuan Islam, otonom kemahasiswaan atau Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA Persis), otonom kemahasiswian atau Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (HIMI Persis), serta Ikatan Santri dan Pelajar Persatuan Islam, yang kini tengah digodok. Upaya ini dilakukan untuk membekali dan membentengi akidah umat Islam sejak dini.
3.   Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Persatuan Islam 94 Pakenjeng-Garut
Berdasarkan aturan dari Qanun Asasi dan Qanun Dakhili yang dibuat Pimpinan Pusat Persatuan Islam yang tercantum dalam pasal 19 ayat 05 tentang penyusunan Tasykil Pimpinan Cabang.
Adapun tasykil Pimpinan Cabang Persatuan Islam Pakenjeng masa jihad 2012-2016 yang telah di SK-kan oleh Pimpinan Pusat Sebagai Berikut :

SK.PP PERSIS No 0913/J.020-C.I/PP/2012
Tanggal 12 November 2012.

TASYKIL PIMPINAN CABANG PERSATUAN ISLAM 94
PAKENJENG-GARUT
MASA JIHAD TAHUN 2012-2016

 

Rabu, 15 Mei 2013

PUSDAI JABAR


ISLAMIC CENTRE JAWA BARAT
“Berkhidmat Untuk Ummat”

Sekilas tentang PUSDAI Jawa Barat
A.   Sejarah Pusdai
Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat (Jabar) merupakan Islamic Center kebanggan warga Jabar. Masjid megah dua lantai berkapasitas 6.000 jamaah itu berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektare dan berada di jantung kota, yakni Jalan Diponegoro 63, Bandung.
Lokasinya sangat strategis, jaraknya dengan Gedung Sate hanya sekira satu kilometer sejajar dengan Gedung Geologi.
Kompleks Pusdai memiliki arsitektur modern yang memadu corak alami dan etnis. Pusdai juga dikelilingi ratusan pohon berbagai jenis yang membuat suasana kompleks teduh.
Bagian dalam masjid memiliki kubah atau atap dari kayu, begitu juga ornamen atau relifnya yang dipadu dengan batu marmer.
Terdapat pula beberapa hiasan motif etnis dan Arab dalam bentuk kaligrafi memenuhi interior masjid, sehingga kesan alami dan sejuk begitu terasa saat berada di dalam masjid.
Selain masjid, di kawasan Islamic Center juga terdapat bangunan lain dengan fungsi masing-masing. Di antaranya ruang seminar Cendikia C berkapasitas 100 dan, Ruang Cendikia D berkapasitas 40 orang, Gedung Sebaguna Bale Asri berkapasitas 2.000 orang yang biasa digunakan untuk pameran dan pertemuan lain. Ada juga ruang pameran Mushaf Sundawi, ruang perkantoran, galeri, multimedia, dan lembaga bahasa.
Pusdai juga memiliki perpustakaan yang menampung 4.000 judul buku, kebanyakan buku agama. Perpustakaan itu terbuka bagi masyarakat umum.
Pengelola Unit Publikasi Perpustakaan Galeri Pusdai Jabar, Taufiq Rahman, mengatakan, Pusdai bisa dikatakan sebagai bukti antusiasme masyarakat Jabar terhadap dawah Islam.
Pembangunan Pusdai dipicu semangat menyambut awal abad ke-15 Hijriah yang jatuh antara 1977-1978. Waktu itu, dawah dan gerakan Islam di berbagai tempat di tingkat lokal dan global begitu menggeliat.
“Sejarah Pusdai dimulai 1977-1978, mungkin tidak berdiri kalau tidak ada tahun itu,” kata bpk Taufiq,”
Taufiq mengatakan, umat Islam pada 1977-1978 tengah menyambut awal abad 15 Hijriah. Mereka yakin, abad 15 Hijriah merupakan kebangkita Islam. Waktu itu di Jabar mulai marak perempuan berjilbab, masjid kampus mulai bangkit, pengajian yang tadinya kurang menjadi marak di berbagai tempat. Sementara di tingkat global, Revolusi Iran tengah berlangsung.
Lanjut dia, berbagai tokoh keagamaan Jabar berkumpul dan menggagas pembangunan Islamic Center. Ide itu kemudian diusulkan kepada Gubernur Jabar, Aang Kunaefi (1975-1985), dan direspons positif.
Berkembangnya gagasan akan kebutuhan Islamic Center itu cukup lama, yakni lima tahun. Baru pada 1982 turun SK Gubernur tentang pembangunan Islamic Center.
Setelah itu, proses panjang pembangunan Islamic Center terjadi di perencanaan dan pembebasan lahan yang memakan waktu hingga 10 tahun, selesai pada 1992.
Pada 1992 hingga 1997 dilakukan pembangunan fisik. Waktu itu era Gubernur Jabar, Yogi SM. Pembangunan fisik selesai pada 1997. Kemudian pada 2 Desember Gubernur Jabar berikutnya, Nuriana, meresmikan Islamic Center dengan nama Pusdai Jabar.
“Jadi pembangunan Pusdai Jawa barat ini dilakukan tiga gubernur, Aang Kunaefi, Yogi SM, dan Nuriana. Ini karena pembangunan menggunakan APBD, meski ada beberapa dari donatur,” terang pria jebolan arsitektur ITB itu.
Dia mengakui, tidak mudah mewujudkan gagasan jadi kenyataan. Pembangunan Pusdai Jabar sebagai pusat studi dawah Islam pertama di Jabar membutuhkan proses yang panjang. Lebih tidak mudah lagi mewujudkan visi dan misi Pusdai.

B.   Program dan Kegiatan PUSDAI antara Lain :

1.    Ta’lim, yang meliputi :
a)    Bimbel Agama, Quran dan Bahasa (AQSA)
Bimbel Agama, Quran dan Bahasa (AQSA) diselenggarakan dalam rangka membekali umat dengan kemampuan-kemampuan dasar sebagai seorang muslim diantaranya adalah dapat membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah bacaan (Tajwid), praktek ibadah dengan benar dan memiliki wawasan agama. Secara Umum program AQSA ini dibagi tiga Program, dimana peserta dapat memilih sesuai dengan kebutuhannya, program tersebut antara lain :
1)    Baca Tulis Al-Quran, yang terdiri dari :
Ø  Al-Barqy, yakni tingkat pemula dengan sistem delapan jam bisa baca.
Ø  Tahsin, yakni kemampuan baca Al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Ø  Qiraat, yakni pendalaman gaya dan ragam intonasi bacaan Al-Quran untuk Qori.
Ø  Tahfiz, yakni pembelajaran metode, teknik dan hapalan Al-Quran
2)    Bimbingan  Belajar Agama
Dalam program ini kita akan belajar tentang dasar-dasar islam, praktek ibadah, super genius Al-Quran, Ilmu waris, dan lain-lain. Pembelajaran ini diadakan dalam bentuk pesantren kilat atau kelas insentif.
3)    Bimbel Bahasa
Pandai berbahasa arab dan inggris menjadi nilai plus tersendiri bagi seorang muslim terutama untuk kebutuhan memahami agama dari komunikasi sosial. Unit taklim Islamic centre telah menyiapkan program bahsa sebagai berikut :
v  Quantum Arabic
Tingkat dasar untuk memahami al-quran, hadits dan do’a-do’a harian.
v  Bahasa Arab Haji
Pembekalan bahasa untuk jamaah haji dan umroh.
v  Muhadatsah
Percakapan umum bagi kalangan fropesional, TKI, jurnalistik dan sebagainya.
v  General English
Pembelajaran tata bahsa untuk para pelajar dan mahasiswa.
v  Business English
Presentasi, contacting, company profile, dan lain-lain.
v  Conversation class
Belajar percakapan tematik dan kebutuhan ungkapan bahsa.
b)    Pendidikan anak, yang meliputi :
*      TK & PAUD
*      RA & TKQ
*      TKA & IQTKA
Setiap jenjang/kelas diatas memiliki induk masing-masing, seperti halnya TK & PAUD itu bernaung dibawah Diknas, adapun RA & TKQ dibawah naungan Depag, dan lain-lain lagi.
2.    Diklat dan kajian
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman umat tentang ilmu-ilmu islam sekaligus memberikan bimbingan bagai mana mengamalkannya dalam kehidupan sosial. Program-program tersebut diantaranya :

a.    Program kajian ilmu dan keislaman
Ø  Studi ilmu-ilmu islam (pengajian hari senin-jumat)
Ø  Studi intensif dan ulumul quran
Ø  Studi intensif zakat dan ekonomi islam
b.    Diklat managemen masjid dan kader DKM
Ø  Pengurusan jenazah
Ø  Ilmu faraid/waris
Ø  Hisab-Rikyat
c.    Workshop
Ø  Zakat dan wakaf
Ø  Ekonomi islam
Ø  Dakwah multimedia
d.    Motivasi dan training
Ø  Brain cell activation (BCA)
Ø  Emotional freedom training
Ø  Mind booster Indonesia (MBI)
3.    Klinik konsultasi dan bina rohani
Dalam rangka mengembangkan misi sebagai fasilitator dan agen perubahan sosial, Islamic centre jawa barat juga memberikan pelayanan konsultasi serta bimbingan kerohanian seperti :
Ø  Konsultasi agama (fikih, ibadah, syariah dan waris)
Ø  Pendidikan keluarga sakinah
Ø  Bimbingan pernikahan
Ø  Konsultasi anak
Ø  Konsultasi dan bina muallaf
Ø  Pelayanan talqin & jenazah
Ø  Pembinaan akidah-akhlaq
4.    Syi’ar masjid
Optimalisasi fungsi dan peran masjid sebagai tempat untuk membentuk genarasi islam harus diwujudkan dalam karya nyata.  Beberapa kegiatan Islamic centre jawa barat ini yang menunjang pada upaya tersebut diantaranya adalah :
a.    Penyelenggaraan sholat berjamaah lima waktu
b.    Penyelenggaraan solat jum’at
c.    Malam bina iman dan taqwa (setiap awal bulan)
d.    Tausiyah dzuhur (senin-kamis)
e.    Majelis taklim pusdai (setiap hari kamis)
f.     Majelis dzikir (setiap akhir bulan)
g.    Kuliah duha (setiap hari minggu)
h.    Perayaan hari besar islam (PHBI)






























Pusat Studi Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat merupakan Islamic Center di Kota Bandung. Lokasinya yang strategis sehingga membuat Pusdai ini banyak dikunjungi orang dari berbagai kawasan di Kota Kembang maupun orang-orang yang sedang berkunjung ke Bandung. Keramaian biasanya terjadi bertepatan dengan hari besar keagamaan maupun ketika bulan suci Ramadhan datang.

Dalam kawasan Islamic Center terdapat beberapa bangunan yang menarik dan layak untuk disinggahi karena memiliki keistimewaan dan manfaatnya tersendiri. Salah satu yang menjadi daya tarik utamanya ialah sebuah bangunan mesjid yang megah dan mewah yang terdiri dari dua lantai dengan menaranya tinggi menjulang. Mesjid ini dinamakan Mesjid Pusdai yang merupakan mesjid terpopuler setelah Mesjid Raya Bandung yang berada di Alun-Alun Bandung.

Keunikan Bangunan Mesjid
http://bandung.panduanwisata.com/files/2011/09/pusdai3.jpg
Apa yang menjadi keunikan dan daya tarik mesjid Pusdai? Mesjid ini memiliki keunikan dan keistimewaan terutama di bagian kubah atau atap mesjid yang terbuat dari kayu. Sebagian besar ornamen yang ada di mesjid inipun terbuat dari kayu sehingga kesan alami begitu kuat. Batu marmer juga ikut mendominasi bangunan mesjid yang terdapat pula beberapa hiasan motif etnis dalam kaligrafinya.
Bangunan Lain
Selain mesjid megah nan mewah yang sanggup menampung sampai 4000 jamaah ini, di kawasan ini ada bangunan lainnya yakni ruang seminar yang terdiri dari dua bentuk, besar dan kecil. Ada juga Bale Asri yang biasanya digunakan untuk menggelar pameran, pertemuan ataupun hal lainnya karena Bale Asri semacam gedung serbagunanya di lokasi ini.
Lokasi Pusdai
Luas Pusdai mencapai 4,5 hektar dan berada di Jalan Diponegoro No 63, Bandung, Jawa Barat. Lokasinya hanya berjarak sekitar 1 km saja dari Gedung Sate yang selalu ramai dikunjungi warga terutama pada hari Minggu dan libur lainnya.


Posted on July 3, 2008 by infopusdai
PUSAT Dakwah Islam Jawa Barat (Pusdai Jabar) secara fisik adalah bangunan masjid –Masjid Pusdai Jabar. Namun sebagai lembaga, Pusdai adalah lembaga dakwah atas fasilitas Pemprov Jabar untuk menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat. Lembaga ini –bersama Masjid At-Ta’wun Puncak Bogor– berada di bawah kendali Yayasan Darma Bakti, sebuah yayasan yang berada di bawah naungan Pemprov Jabar.
Dalam struktur organisasi, Pusdai yang dulunya bernama Islamic Centre Jawa Barat ini dipimpin oleh seorang Direktur (kini dijabat oleh Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag) yang membawahkan empat bidang: Bidang Kajian Informasi dan Kemasyarakatan (KIK), Bidang Administrasi dan Keuangan (Adkeu), Bidang Pelayanan Ibadah dan Haji (PIH), serta Bidang Pendidikan dan Dakwah (Dikda).
Masjid Pusdai adalah bangunan utama di Kompleks Pusdai. Di sekeliling masjid terdapat berbagai ruang –termasuk ruang seminar, perpustakaan, dan sebagainya– sebagai kantor pengurus dan aktivis Pusdai.
Kompleks Pusdai berada di Jln. Diponegoro 63 Bandung, tak jauh dari Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu Bandung, dan Kompleks Pusdai bersebelahan dengan Gedung RRI Bandung.
Gagasan pendirian Pusdai tercetus tahun 1978. Keputusan pembangunannya sendiri baru disetujui pada era 80-an. Rumitnya faktor pembebasan tanah seluas 4,5 Ha membuat pembangunan Pusdai baru bisa dimulai sekitar tahun 1992. Setelah sempat terhenti beberapa kali, akhirnya pembangunan PUSDAI Jabar rampung pada tahun 1997.
Salah satu sarana unik yang ada di sini adalah galeri Al-Qur’an Mushaf Sundawi yang berada di bagian timur bangunan. Al Qur’an ini dibuat dengan tulisan yang diperkaya dengan motif-motif Islami khas Sunda, seperti misalnya motif batik Sunda dan motif tanaman-tanaman khas Jawa Barat.
Selain menyelenggarakan berbagai aktivitas ibadah sejumlah kegiatan lainnya rutin diselenggarakan oleh Pusdai, di antaranya adalah kuliah dhuha tiap hari Ahad di ruang seminar (09.00-10.30 WIB), kursus berbagai bahasa asing, kajian tafsir, diskusi keislaman, dan seminar, dan sebagainya .
Sejumlah rute angkutan kota maupun bis kota melewati Kompleks Pusdai, di antaranya: Angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra, Riung Bandung-Dago, Cicaheum-Ciroyom, Cicaheum-Ledeng, ST Hall-Sadang Serang, Caringin-Dago, Gedebage-Awiligar, dan bis kota jurusan Dipatiukur-Jatinangor.




ABOUT PUSDAI

http://pusdai.files.wordpress.com/2008/08/pusdai.jpg?w=300&h=225Pusdai secara fisik adalah bangunan masjid –Masjid Pusdai Jabar. Namun sebagai lembaga, Pusdai adalah lembaga dakwah atas fasilitas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjadi sentral pemrograman, pembinaan, dan pengembangan syiar Islam di wilayah Jawa Barat. Lembaga ini -–bersama Masjid At-Ta’wun Puncak Bogor dan Gedung Bale Asri-– berada di bawah kendali Yayasan Darma Asri (d/h Yayasan Dharma Bhakti), sebuah yayasan yang berada di bawah naungan Pemprov Jabar.
Dalam struktur organisasi, Pusdai dipimpin oleh seorang Direktur (kini dijabat oleh Drs. H. Zaenal Abidin, M.Ag) yang membawahkan empat bidang: Bidang Kajian Informasi dan Kemasyarakatan (KIK), Bidang Administrasi dan Keuangan (Adkeu), Bidang Pelayanan Ibadah dan Haji (PIH), serta Bidang Pendidikan dan Dakwah (Dikda).
Masjid Pusdai adalah bangunan utama di Kompleks Pusdai. Di sekeliling masjid terdapat berbagai ruang –termasuk ruang seminar, perpustakaan, dan sebagainya– sebagai kantor pengurus dan aktivis Pusdai.
http://pusdai.files.wordpress.com/2008/08/pusdai2.jpg?w=300&h=225Kompleks Pusdai berada di Jln. Diponegoro 63 Bandung, tak jauh dari Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu Bandung, dan Kompleks Pusdai bersebelahan dengan Gedung RRI Bandung.
Gagasan pendirian Pusdai tercetus tahun 1978. Keputusan pembangunannya sendiri baru disetujui pada era 80-an. Rumitnya faktor pembebasan tanah seluas 4,5 Ha membuat pembangunan Pusdai baru bisa dimulai sekitar tahun 1992. Setelah sempat terhenti beberapa kali, akhirnya pembangunan PUSDAI Jabar rampung pada tahun 1997.
Salah satu sarana unik yang ada di sini adalah galeri AI Qur’an Mushaf Sundawi yang berada di bagian timur bangunan. Al Qur’an ini dibuat dengan tulisan yang diperkaya dengan motif-motif Islami khas Sunda, seperti misalnya motif batik Sunda dan motif tanaman-tanaman khas Jawa Barat.
http://indrakh.files.wordpress.com/2007/09/pusdai3.jpg?w=300&h=225Selain menyelenggarakan berbagai aktivitas ibadah sejumlah kegiatan lainnya rutin diselenggarakan oleh Pusdai, di antaranya adalah kuliah dhuha tiap hari Ahad di ruang seminar (09.00-10.30 WIB), kursus berbagai bahasa asing, kajian tafsir, diskusi keislaman, dan seminar, dan sebagainya .
Sejumlah rute angkutan kota maupun bis kota melewati Kompleks Pusdai, di antaranya: Angkot jurusan Cicaheum-Ciwastra, Riung Bandung-Dago, Cicaheum-Ciroyom, Cicaheum-Ledeng, ST Hall-Sadang Serang, Caringin-Dago, Gedebage-Awiligar, dan bis kota jurusan Dipatiukur-Jatinangor.*
















Geliat Kebangkitan Islam Abad XV Hijriah Berbuah Pusdai

Jum'at, 3 Agustus 2012 - 09:38 wib wib
Iman Herdiana - Okezone
Pusdai Jawa Barat (Foto: Okezone/Iman Herdiana)
Pusdai Jawa Barat (Foto: Okezone/Iman Herdiana)
BANDUNG - Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat (Jabar) merupakan Islamic Center kebanggan warga Jabar. Masjid megah dua lantai berkapasitas 6.000 jamaah itu berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektare dan berada di jantung kota, yakni Jalan Diponegoro 63, Bandung.

Lokasinya sangat strategis, jaraknya dengan Gedung Sate hanya sekira satu kilometer sejajar dengan Gedung Geologi.

Kompleks Pusdai memiliki arsitektur modern yang memadu corak alami dan etnis. Pusdai juga dikelilingi ratusan pohon berbagai jenis yang membuat suasana kompleks teduh.

Bagian dalam masjid memiliki kubah atau atap dari kayu, begitu juga ornamen atau relifnya yang dipadu dengan batu marmer.

Terdapat pula beberapa hiasan motif etnis dan Arab dalam bentuk kaligrafi memenuhi interior masjid, sehingga kesan alami dan sejuk begitu terasa saat berada di dalam masjid.

Selain masjid, di kawasan Islamic Center juga terdapat bangunan lain dengan fungsi masing-masing. Di antaranya ruang seminar Cendikia C berkapasitas 100 dan, Ruang Cendikia D berkapasitas 40 orang, Gedung Sebaguna Bale Asri berkapasitas 2.000 orang yang biasa digunakan untuk pameran dan pertemuan lain. Ada juga ruang pameran Mushaf Sundawi, ruang perkantoran, galeri, multimedia, dan lembaga bahasa.

Pusdai juga memiliki perpustakaan yang menampung 4.000 judul buku, kebanyakan buku agama. Perpustakaan itu terbuka bagi masyarakat umum.

Pengelola Unit Publikasi Perpustakaan Galeri Pusdai Jabar, Taufiq Rahman, mengatakan, Pusdai bisa dikatakan sebagai bukti antusiasme masyarakat Jabar terhadap dawah Islam.

Pembangunan Pusdai dipicu semangat menyambut awal abad ke-15 Hijriah yang jatuh antara 1977-1978. Waktu itu, dawah dan gerakan Islam di berbagai tempat di tingkat lokal dan global begitu menggeliat.

“Sejarah Pusdai dimulai 1977-1978, mungkin tidak berdiri kalau tidak ada tahun itu,” kata Taufiq, kepada Okezone.

Taufiq mengatakan, umat Islam pada 1977-1978 tengah menyambut awal abad 15 Hijriah. Mereka yakin, abad 15 Hijriah merupakan kebangkita Islam. Waktu itu di Jabar mulai marak perempuan berjilbab, masjid kampus mulai bangkit, pengajian yang tadinya kurang menjadi marak di berbagai tempat. Sementara di tingkat global, Revolusi Iran tengah berlangsung.

Lanjut dia, berbagai tokoh keagamaan Jabar berkumpul dan menggagas pembangunan Islamic Center. Ide itu kemudian diusulkan kepada Gubernur Jabar, Aang Kunaefi (1975-1985), dan direspons positif.

Berkembangnya gagasan akan kebutuhan Islamic Center itu cukup lama, yakni lima tahun. Baru pada 1982 turun SK Gubernur tentang pembangunan Islamic Center.

Setelah itu, proses panjang pembangunan Islamic Center terjadi di perencanaan dan pembebasan lahan yang memakan waktu hingga 10 tahun, selesai pada 1992.

Pada 1992 hingga 1997 dilakukan pembangunan fisik. Waktu itu era Gubernur Jabar, Yogi SM. Pembangunan fisik selesai pada 1997. Kemudian pada 2 Desember Gubernur Jabar berikutnya, Nuriana, meresmikan Islamic Center dengan nama Pusdai Jabar.

“Jadi pembangunan Pusdai Jabar ini dilakukan tiga gubernur, Aang Kunaefi, Yogi SM, dan Nuriana. Ini karena pembangunan menggunakan APBD, meski ada beberapa dari donatur,” terang pria jebolan arsitektur ITB itu.

Dia mengakui, tidak mudah mewujudkan gagasan jadi kenyataan. Pembangunan Pusdai Jabar sebagai pusat studi dawah Islam pertama di Jabar membutuhkan proses yang panjang. Lebih tidak mudah lagi mewujudkan visi dan misi Pusdai.

Sementara pengelola gedung yang juga Ketua Panitia Semarak Ramadan, Indra Nugraha, menambahkan, visi dan misi Pusdai Jabar ialah membangun kesejahteraan sosial dan ketakwaan masyarakat dengan dakwah Islam.