Rabu, 02 Maret 2011

KEPEMIMPINAN & KEPERIBADIAN


KEPEMIMPINAN DAN KEPRIBADIAN
A.      KONSEP KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dalam organisasi pada dasarnya merupakan pemberian batuan individu ynag memiliki latar belakang dan minat tertentu dalam pelaksanaan tugas sebagau bagian bagian integral dari keselurhan kontribusi terhadap organisasi. Suatu organisasi umumm bersifat kompleks. Itu sebabnya pemimpin perlu menciptakan dan mengembangkan hubungan-hubungan nformal yang membentuk struktur sosial organisasi untuk mengatasi masalah-masalah kerumitan itu.
Pemimpin harus memilki kemampuan teknis, dan sosial untuk melaksanakan kegiatannya. Dia harus mmpu berpikir, bertindak, mengambil keputusan yan tepat. Lincah dan memiliki pribadi yng cukup bermbisi untuk menerima kedudukan dan kekuasaan. Pemimpin harus menyadari dirinya dn memahami perannya dalam struktur sosial organisasi.
Kepemimpinan yang efektif dalam sustu organisasi adalah kepemimpnan yang administratif. Administratif berkenaan dengan upaya untuk menggerakan orang lain supaya melaksanakan tugasnya secara terkoordinasi dalam rangka mencpai tujuan organisasi kepemimpinan administratif berdasarkan perencanaan yang rasional, ukan berdasarkan intuisi, bertindak berdasarkan pemahaman terhadap masalah-masalah intrnasionl organisasi dan msalah-masalah eksternal organisasi.
Kepemimpinan ini berdasarkan pada kesadaran diri dan menyadarkan individu-individu lainnya terhadap tujuan-tujuan organisasi, serta memahami implikasi tujuan-tujuan tersebut terhadap masyarakat keseluruhannya.

B.      KONSEP KEPRIBADIAN
Manajemen memerlukan tenaga menejer sebagai tenaga pemimpin yang memiliki kepribadian yang tangguh. Syarat ini sangat penting uuntuk melaksanakan fungsi dan tugas manajemen yang berhasil. Sebagai mana dalam setiap organisasi membutuhkan setiap manajer yang memiliki karakteristik kepemimpinannya masing-masing, maka tiap manajer masti dimiliki karakteristi kepribadiannya sendiri, yang cocok dan serasi dengan tuntunan organisasi bersangkutan.
Dalam pola pemikiran itulah perlu dikenal berbagai konsep dan prinsip keperibadian dilihat dari segi psikologi. Kepribadian adalah suatu sistem semua tingkah laku seseorang (person) yang unik, terintgrasi dan terorganisasi. Sistem tingkah laku mencakup sambutan-sambutan yang kompleks, misalnya cara seseorang memandang dunia sekitarnya.
Melihat tujuan dan minatnya, apa yang disukai dan tidak disukainya, kemampuan berbuat atau melakukan sesuatu,cara memecahkan masalah, bagai mana dia merasakan keadaan orang lain, dan bagia mana kemampuannya mengenai orang lain. Semua tingkah lalkunya meliputi pola tingkah laku yang dapat diamati secara langsung, dan tingkah laku tak dapat diamati atau yang ada dibalik pola tingkah laku yang dapat diamati tersebut. Kedua aspek tersebut dipadukan kepada tingkah laku yang terorganisasi, yang disebut kepribadian.
  Masing-masing aspek kepribadian tersebut bukan suatu unsur sifat yang yang dapat dijumlahkan atau dibagi-bagi pada diri seseorang dengan cara yang sederhana. Sebaliknya, suatu aspek juga tak dapat membentuk kepribadian seseorang .Namun dengan tingkah laku kerjasama saja kita tak dapat megatakan bahwa orang tersebut memiliki kepribadian yang baik. Jelas kepribadian itu merupakan suatu totalitas semua aspek tingkah laku yang bersangkutan.

C.      TEORI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek, dan. yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
MITOS-MITOS PEMIMPIN
Mitos pemimpin adalah pandangan-pandangan atau keyakinan-keyakinan masyarakat yang dilekatkan kepada gambaran seorang pemimpin. Mitos ini disadari atau tidak mempengaruhi pengembangan pemimpin dalam organisasi.
Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos the Birthright, the For All - Seasons , dan the Intensity. Mitos the Birthright berpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkan sebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan menjadi pemimpin
Mitos the For All - Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Pada kenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisi tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya. Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas
D.      TEORI KEPRIBADIAN
Abraham Harold Maslow lahir pada tanggal 1 April 1908 di Brooklyn, New York. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara. Kedua orangtuanya adalah penganut yahudi tidak berpendidikan yang berimigrasi dari Rusia. Karena sangat berharap anak-anaknya berhasil di dunia baru, kedua orang tuanya memaksa Maslow dan saudara-saudaranya belajar keras agar meraih keberhasilan di bidang akademik. Tidak heran jika semasa kanak-kanak dan remaja, Maslow menjadi anak penyendiri dan menghabiskan hari-harinya dengan buku.
Maslow mendapat kedudukan dari departemen psikologi di Branders dari 1951 sampai 1969. disitu dia bertemu Kurt Goldstein, yang memberi ide atau pikiran tentang aktualisasi diri dalam bukunya yang terkenal, The Organism (1934). Disini juga dia memulai mengenalkan psikologi humanistik – sesuatu yang besar yang lebih penting untuk dia daripada teori yang dibuatnya.
Maslow mengembangkan gagasan ini lebih lanjut dan dikenal dengan sebutan hirearki kebutuhan:
1.       Kebutuhan fisiologis. Ini termasuk kebutuhan akan oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium, dan lainnya seperti mineral dan vitamin. Ini juga, termasuk kebutuhan untuk menjaga PH agar seimbang dan suhu yang sesuai. Dan juga, ada kebutuhan untuk aktif, istirahat, tidur, untuk melepaskan diri dari yang tidak dibutuhkan ( CO2, keringat, air kencing, dan kotoran ), untuk menjaga agar tidak sakit dan untuk memenuhi seks.
2.       Kebutuhan rasa aman. Kalau kebutuhan fisiologis sudah diperhatikan, barulah lapisan kebutuhan kedua ini muncul. Anda akan semakin ingin menemukan situasi dan kondisi yang aman, stabil dan terlindung. Anda perlahan – lahan akan menginginkan struktur dan tatanan. Sebaliknya, jika kebutuhan lapisan kedua ini dilihat secara negatif, perhatian anda akan terfokus bukan pada persoalan lapar dan haus, tapi pada rasa takut dan kecemasan. Dikalangan orang-orang dewasa di amerika, kebutuhan ini akan terwujud dalam keinginan mereka yang sangat kuat untuk tinggal berdekatan dengan tetangga yang baik, pekerjaan yang aman, perencanaan masa pension yang matang, asuransi, dan lain sebagainya.
3.       Kebutuhan cinta dan rindu (kebutuhan untuk dimiliki atau memiliki). Ketika kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi , kebutuhan lapisan ketiga pun muncul. Anda mulai merasa butuh teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan Lainnya. Dilihat secara negative, anda akan semakin mencemaskan kesendirian dan kesepian. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari satu kelompok atau masyarakat.
4.       Kebutuhan harga diri. Setelah itu kita akan mencari harga diri. Maslow mengatakan bahwa ada dua bentuk kebutuhan terhadap harga diri ini : bentuk yang lemah dan yang kuat. Bentuk yang lemah adalah kebutuhan kita untuk dihargai orang lain, kebutuhan terhadap status, kemuliaan, kehormatan, perhatian, reputasi, apresiasi bahkan dominasi. Sementara yang kuat adalah kebutuhan kita untuk percaya diri, kompetensi, kesuksesan, independensi dan kebebasan. Bentuk kedua ini lebih kuat karena sekali didapat kita tidak melepaskannya, berbeda dengan kebutuhan kita akan penghargaan orang lain.

E.      CIRI/KARAKTER KEPRIBADIAN
Kepribadian senantiasa berkembang dan mengalami perubahan. Ada beberapa ciri yang perlu dikenalli tenteng perkembangan kepribadian manusia sebagai kunci manjemen, yaitu ;
1.       Kepribadian berkembanng terus menerus  sepnjang seluruh kehidupan. Semua pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya, baik melalui belajar maupun pengalaman, melalui interaksi sosialainya di akumulasikan dan di integrasikan menjadi keseluruhan kepribadian seseorang.
2.       Setiap individu memiliki pola kepribadian yang berbeda satu sama lainya. Tiap individu memiliki pola kepribadiannya masing-masing, yang bersifat unik dan dan berbeda dengan yang lainnya.Kendaipun sebagai warga masyarakat setiap individu memiliki karaktersitik umum, namun setiap individu memiliki ciri-ciri khusus.
3.       Kepribadian bersifat dinamis yag terus berubah melalui cara-cara tertentu. Kepribadian individu tak pernah menetap (statis) melainkan bersifat dinamis, selalu berubah dan berkembang. Dianamika pribadi dapat disebabka oleh unsur-unsur interen dalam pribadi itu sendiri, dapat pula disebabkan oleh pengaruh faktor-fakor dilular pribadi.

F.       CIRI-CIRI KEPEMIMPIPNAN
1)       Rasional/Logis
Dikala seseorang menduduki jabatan sebagai pemimpin maka dia di tuntut untuk pandai-pandai dalam mengambil mengambil tindakan dan keputusan, karena apabila dia mengambil keputusan tanpa ada rasionalinsasinya maka itu akan banyak menimbulkan perselisihan diantara pemimpin dan bawahannya. Maka ketika seorang pemimpin mengambil keputusan ityu harus logis.
2)       JUjur
Dalam suatu organisasi kejujuran sangat penting untuk di miliki seorang pemimpin, karena kejujuran merupak modal utama utuk meraih kemajuan yang sangat pesat.
3)       Fleksibel
Mengikuti asas dinamika kepemiminan, yakni ;didepan memberi teladan , ditengah memberi semangat, di belakang memberi pegarahan dan memberi doronganga, dari atas memberi pengayoman, dari bawah mnberi dukungan terhadap setap-setapnya.
4)       Kreadibilitas
Memiliki banyak keahlian berfikir guna untuk menghasilkan kreatifitas yang baru, agar dalam suatu organiasi tersebut tidak monoton, agar dapat memperbaiki sendi-sendi organisasi yang kurang berfungsi.
5)       Dapat berFugsi menggerakan seluruh anggota kerja dalam pencapaian visi dan Misi dan tujuan bersama dengan kreatif
G.      FUNGSI KEPEMIMPINN
v  Untuk mempengaruhi orang, dimana pimpinan mengusahakan keikutsertaan bawahan yang dengan hasrat dan kemauan sendiri berusaha untuk mencapai tujuan organisasi (R.Kreitner)
v  Untuk melakukan Hubungan dimana seorang atau pemimpin mempengaruhi orang-orang untuk mengerjakan tugas bersama dengan kemauan mereka guna mencapai apa yang dikehendaki pemimpin (G.R. Terry)
v  Kegiatan untuk mempengaruhi orang agar berusaha mencapai tujuan tertentu melalui proses komunikasi
H.      FUNGSI KEPRIBADIAN
Fungsi dari pada kepribadian itu sebenarnya tidak jauh berbeda, namun disinilebih ditekankan kepada menjaga keualitas, kuantitas, visi dan misi persinal (image) seseorang atasan dengan bawahannya baik didalam maupun diluar.


MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN MASA KINI
(SEKARANG)
1.       Model Kepemimpinan Transaksional.
Kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan serta ditetapkan dengan jelas peran dan tugas-tugasnya.
Menurut Masi and Robert (2000), kepemimpinan transaksional digambarkan sebagai mempertukarkan sesuatu yang berharga bagi yang lain antara pemimpin dan bawahannya (Contingen Riward), intervensi yang dilakukan oleh pemimpin dalam proses organisasional dimaksudkan untuk mengendalikan dan memperbaiki kesalahan yang melibatkan interaksi antara pemimpin dan bawahannya bersifat pro aktif.
Kepemimpinan transaksional aktif menekankan pemberian penghargaan kepada bawahan untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu secara pro aktif seorang pemimpin memerlukan informasi untuk menentukan apa yang saat ini dibutuhkan bawahannya.
Berdasarkan dari uraian tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa prinsip utama dari kepemimpinan transaksional adalah mengaitkan kebutuhan individu pada apa yang diinginkan pemimpin untuk dicapai dengan apa penghargaan yang diinginkan oleh bawahannya memungkinkan adanya peningkatan motivasi bawahan. Steers (1996).

2.       Model Kepemimpinan Transformasional
Teori ini mengacu pada kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang individukan dan yang memiliki charisma. Dengan kata lain pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu memperhatikan keprihatinan dan kebutuhan pengembangan diri pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra untuk mencapai tujuan kelompok.
Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi.
Untuk memotifasi agar bawahan melekukan tanggung jawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada system pemberian penghargaan dan hukuman pada bawahannya.
Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa pamimpin transformasional merupakan pemimpin yang kharismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.
Yamarino dan Bass (1990), pemimpin trasformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar.
Bass dan Avolio (1994), mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai “The Four I’s”:
a.       Perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati sekaligus mempercayai (Pengaruh ideal).
b.       Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan (Motivasi-inspirasi)
c.         Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan (stimulasi intelektual).
d.        Pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir (konsederasi individu).
Banyak peneliti dan praktisi managemen yang sepakat bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin (Sarros dan Butchatsky 1996).
Hasil survey Parry (2000) yang dilakukan di New Zealand, menunjukkan tidak ada pertentangan dengan penemuan-penemuan sebelumnya tentang efektifitas kepemimpinan transformasional. Disamping itu Parry juga berpendapat bahwa kepemimpinan transformasional dapat dilatihkan, pendapat ini didasarkan pada temuan-temuannya yaitu keberhasilan pelatihan kepemimpinan transformasional yang dilakukan di New Zealand sebagai berikut:
a.       Berhasil meningkatkan kemampuan pelaksanaan kepemimpinan transformasional lebih dari 11% (dilihat dari peningkatan hasil usahanya) setelah dua hingga tiga bulan dilatih.
b.        Berhasil meningkatkan kegiatan kerja bawahan sebesar 11% setelah dua hingga tiga bulan dilatih.
Dalam uraian di atas dapat kita dapat mengambil kesimpulan, bahwapada intinya konsep dari kepemimpinan dan kepribadian itu tidak jauh berbeda walau pun di situ ada yang lebih di tonjolkan dari masing-masing teori, ciri, dan juga fungsi-fungsinya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar